Bisnis kos-kosan dapat dibilang menjadi investasi dengan prospek yang lumayan baik. Harganya naik mengekor inflasi, jadi sesuai diandalkan sebagai pendapatan pasif masing-masing bulan.
Jika hendak memulai bisnis kos-kosan, menurut keterangan dari Swara Tunaiku, hindari 7 kekeliruan berikut agar bisnismu berlangsung lancar!
1. Menganggap remeh perencanaan bisnis
Sebagai pengusaha, urusan kesatu yang mesti anda miliki ialah perencanaan. Beberapa urusan kesatu yang mesti dipikirkan contohnya seperti format gedung atau lokasi tinggal kos-kosan, kemudahan yang hendak disediakan, dan target pasar yang disasar.
Lantas, masuk ke urusan yang lebih detail. Seperti, ongkos pembangunan atau renovasi, tarif sewa yang dipatok, estimasi waktu balik modal, dan lain-lain. Jangan sekadar menerima bayaran masing-masing bulan saja tanpa tahu progres keuangan, atau bahkan merugi.
2. Merasa dapat mengerjakan seluruh sendiri
Kesalahan umum seorang pebisnis amatir ialah mengerjakan seluruh hal sendiri. Mandiri pasti boleh, namun seorang pebisnis amatir hendaknya mempunyai asisten yang dapat dipercaya untuk menolong eksekusi sehari-hari. Tujuannya, supaya si pebisnis dapat fokus guna mengembangkan bisnis.
Anda lumayan datang sesekali guna memerika suasana kos dan menerima pembayaran. Tidak butuh memikirkan hal-hal kecil lainnya sebab sudah ditangani oleh asisten.
3. Tidak beriklan
Beriklan tidak mesti menerbitkan uang. Zaman sekarang sudah tidak sedikit media online cuma-cuma untuk menjual kos-kosan laksana OLX atau website khusus pencari kos dan lokasi tinggal sewa. Tulis dengan detail tentang keunggulan, fasilitas, dan harga sewa kos. Jangan tak sempat sertakan potret yang bagus dan menarik.
Beriklan tersebut penting sebab jika melulu mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut, pastinya tidak cukup. Dengan mengiklankan kos-kosan ke internet, cakupan pemasaran jadi jauh lebih luas. Apalagi, ketika ini orang-orang lebih mengandalkan menggali info kos melewati internet.
4. Tidak menyimak harga pasaran
Sebelum menilai harga sewa kos-kosan, usahakan periksa harga pasaran agar tarif sewa yang ditentukan tidak terlampau murah atau mahal. Harga pasaran ini dapat diketahui dari search engine Google, atau melewati situs pencari lokasi tinggal sewa. Cek pun juga kemudahan apa yang ditawarkan oleh kompetitor agar tahu perbandingannya lebih detail.
5. Melakukan perjanjian melulu secara lisan dengan stakeholder
Mayoritas perjanjian penyewaan kamar antara empunya dan penyewa dilaksanakan hanya dengan lisan. Tanpa terdapat MoU atau hitam di atas putih.
Padahal, perjanjian tertulis tersebut sangat urgen karena dapat melindungi kedua belah pihak. Dengan begitu, pihak-pihak bersangkutan, baik tersebut penyewa, karyawan, maupun empunya kos bakal lebih bertanggung jawab dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
6. Tidak memaksimalkan keuntungan
Meskipun bisnis utama yang dijalankan ialah kos-kosan, bukan berarti pendapatan melulu dari duit sewa. Maksimalkan pendapatan melewati bisnis sampingan yang menunjang, laksana jasa laundry, katering, atau memasarkan voucher wifi.
Tidak sekadar meningkatkan pendapatan, penghuni kos pun tentu puas dan tambah nyaman dapat mendapatkan kemudahan tambahan di samping kamar. Ujung-ujungnya, mereka bakal menjadi penghuni kos yang loyal dan tak mau pindah.
7. Bisnis tidak dikelola secara efektif
Pemilik kos usahakan mengekor perkembangan teknologi guna mempermudah penyewa dan pemilik. Misalnya, pembayaran sewa tidak mesti cash, tapi dapat ditransfer melewati internet banking.
Untuk memperlancar komunikasi, pakai media komunikasi, laksana WhatsApp atau Line dengan semua penyewa guna menerima keluhan dan saran perbaikan fasilitas.
Jika hendak memulai bisnis kos-kosan, menurut keterangan dari Swara Tunaiku, hindari 7 kekeliruan berikut agar bisnismu berlangsung lancar!
1. Menganggap remeh perencanaan bisnis
Sebagai pengusaha, urusan kesatu yang mesti anda miliki ialah perencanaan. Beberapa urusan kesatu yang mesti dipikirkan contohnya seperti format gedung atau lokasi tinggal kos-kosan, kemudahan yang hendak disediakan, dan target pasar yang disasar.
Lantas, masuk ke urusan yang lebih detail. Seperti, ongkos pembangunan atau renovasi, tarif sewa yang dipatok, estimasi waktu balik modal, dan lain-lain. Jangan sekadar menerima bayaran masing-masing bulan saja tanpa tahu progres keuangan, atau bahkan merugi.
2. Merasa dapat mengerjakan seluruh sendiri
Kesalahan umum seorang pebisnis amatir ialah mengerjakan seluruh hal sendiri. Mandiri pasti boleh, namun seorang pebisnis amatir hendaknya mempunyai asisten yang dapat dipercaya untuk menolong eksekusi sehari-hari. Tujuannya, supaya si pebisnis dapat fokus guna mengembangkan bisnis.
Anda lumayan datang sesekali guna memerika suasana kos dan menerima pembayaran. Tidak butuh memikirkan hal-hal kecil lainnya sebab sudah ditangani oleh asisten.
3. Tidak beriklan
Beriklan tidak mesti menerbitkan uang. Zaman sekarang sudah tidak sedikit media online cuma-cuma untuk menjual kos-kosan laksana OLX atau website khusus pencari kos dan lokasi tinggal sewa. Tulis dengan detail tentang keunggulan, fasilitas, dan harga sewa kos. Jangan tak sempat sertakan potret yang bagus dan menarik.
Beriklan tersebut penting sebab jika melulu mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut, pastinya tidak cukup. Dengan mengiklankan kos-kosan ke internet, cakupan pemasaran jadi jauh lebih luas. Apalagi, ketika ini orang-orang lebih mengandalkan menggali info kos melewati internet.
4. Tidak menyimak harga pasaran
Sebelum menilai harga sewa kos-kosan, usahakan periksa harga pasaran agar tarif sewa yang ditentukan tidak terlampau murah atau mahal. Harga pasaran ini dapat diketahui dari search engine Google, atau melewati situs pencari lokasi tinggal sewa. Cek pun juga kemudahan apa yang ditawarkan oleh kompetitor agar tahu perbandingannya lebih detail.
5. Melakukan perjanjian melulu secara lisan dengan stakeholder
Mayoritas perjanjian penyewaan kamar antara empunya dan penyewa dilaksanakan hanya dengan lisan. Tanpa terdapat MoU atau hitam di atas putih.
Padahal, perjanjian tertulis tersebut sangat urgen karena dapat melindungi kedua belah pihak. Dengan begitu, pihak-pihak bersangkutan, baik tersebut penyewa, karyawan, maupun empunya kos bakal lebih bertanggung jawab dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
6. Tidak memaksimalkan keuntungan
Meskipun bisnis utama yang dijalankan ialah kos-kosan, bukan berarti pendapatan melulu dari duit sewa. Maksimalkan pendapatan melewati bisnis sampingan yang menunjang, laksana jasa laundry, katering, atau memasarkan voucher wifi.
Tidak sekadar meningkatkan pendapatan, penghuni kos pun tentu puas dan tambah nyaman dapat mendapatkan kemudahan tambahan di samping kamar. Ujung-ujungnya, mereka bakal menjadi penghuni kos yang loyal dan tak mau pindah.
7. Bisnis tidak dikelola secara efektif
Pemilik kos usahakan mengekor perkembangan teknologi guna mempermudah penyewa dan pemilik. Misalnya, pembayaran sewa tidak mesti cash, tapi dapat ditransfer melewati internet banking.
Untuk memperlancar komunikasi, pakai media komunikasi, laksana WhatsApp atau Line dengan semua penyewa guna menerima keluhan dan saran perbaikan fasilitas.